Tahun 2013 tak pelak menjadi momen unjuk gigi bagi para penjelajah kecil tata surya. Setelah tahun sebelumnya sempat disibukkan oleh isu kiamat 2012 dan prediksi puncak siklus aktifitas matahari, para penikmat astronomi kali ini memalingkan perhatiannya kepada para penjelajah antar planet ini.Batuan Angkasa yang Mengejutkan

Parade sang Planet Minor diawali dengan kehadiran si fenomenal Asteroid Apophis. Namanya yang bermakna penghancur benar-benar membuat penikmat langit bergidik saat dia melintas dekat dengan bumi pada 9 Januari 2013, dengan jarak yang ‘cukup’ dekat, 15 juta km. Dijuluki sebagai penghancur, karena pada saat ditemukan pada tahun 2004, hasil kalkulasi awal menemukan bahwa jalur asteroid tersebut berpotensi menabrak bumi pada tahun 2036. Dengan ukuran yang mencapai 325 meter, tabrakan terhadap permukaan bumi dapat berakibat sangat fatal. Untungnya, hasil observasi termutakhir semakin mengurangi potensi itu.
Kurang dari satu setengah bulan setelahnya, penikmat langit kembali dibuat menahan nafas. Asteroid 2012 DA14 ikut melakukan perlintasan dekat dengan bumi dengan jarak yang tidak tanggung-tanggung,  27.700 km, atau lebih dekat dari jarak tempat warga bumi biasa meletakkan satelit buatannya. Dengan diameter selebar setengah lapangan sepak bola, perlintasan dengan jarak sedekat itu membuatnya menorehkan rekor perlintasan dekat bagi benda seukurannya.
Citra Asteroid 2012 DA14 oleh teleskop Radio Deep Space Network, Goldstone, California (AS)
Uniknya, kurang dari 24 jam sebelumnya, sebuah asteroid selebar 15 meter malah jatuh di daerah pegunungan Ural, Rusia. Ketika itu, birunya langit pagi hari dirobek oleh leretan api hasil gesekan atmosfer dan meninggalkan jejak asap raksasa yang memanjang di langit.  Tekanan udara membuat bola api itu hancur lebur dan menghasilkan bom suara yang melukai ribuan orang akibat terjangan pecahan kaca. Sisa serpihan asteroid kemudian berjatuhan di kota ketiga yang dilewatinya. Banyak orang yang berhasil merekamnya, dan rekaman serupa tentang terlihatnya leretan meteor besar juga muncul sehari setelahnya yang berasal dari Kalifornia, AS.
Hasil jepretan foto amatir tentang meteor yang jatuh di Rusia.
Hal ini tentu mengingatkan kita akan rentetan kejadian serupa sekitar 100 tahun yang lalu di daerah Siberia tahun 1908 dan daratan Amerika tahun 1913. Hal itu akhirnya membuat kita menyimpulkan bahwa apa yang sedang terjadi adalah sebuah siklus 100 tahunan.
Tak berhenti sampai disana, para penikmat langit kembali dibuat tegang saat sebuah asteroid berukuran sama seperti yang jatuh di Rusia, melintas dekat dengan bumi dengan jarak sejauh jarak bumi-bulan, 370.000 km, pada 4 maret lalu. Setelah diketahui sifat orbitnya, asteroid yang baru ditemukan 2 hari sebelumnya itu diketahui sebagai bagian dari objek Potentially Hazardous Asteroid (PHA), atau asteroid yang berpotensi berbahaya.
 
Komet Lovejoy
Momennya si Bintang Berasap
Setelah rentetan kejadian yang membuat tegang urat syaraf pada dua bulan pertama, prosesi parade sang Planet Minor kemudian dilanjutkan pada bulan ketiga. Kini saatnya si Rambut Gondrong tampil di teater langit dan menghibur para penggila astronomi. Ya, inilah si bintang berekor, Komet!
Si penjelajah kecil Komet sudah mencuri perhatian sejak akhir tahun 2011 yang lalu, saat komet Lovejoy ‘membentangkan’ ekor indahnya yang memanjang di langit pagi hari. Namun, tahun ini akan menjadi jauh lebih spektakuler. Tak tanggung-tanggung, akan ada sedikitnya 3 komet yang akan menampilkan pesonanya, yaitu Komet Lemmon, Komet Panstarrs dan Komet ISON. Komet yang disebutkan terakhir bahkan diprediksi akan menjadi komet paling terang dalam beberapa generasi terakhir.
Sementara Komet Lemmon terlihat sangat redup dengan magnitudo semu maksimal + 9.4, dan komet ISON baru akan hadir di akhir tahun, kita akan memfokuskan pembahasan pada primadona bulan Maret, Komet Panstarrss.
C/2011 L4 Panstarss
Sebutan Komet Pansstarss yang hangat diperbicangkan belakangan ini mengacu pada sebuah komet dengan nama asli C/2011 L4 (Panstarss). C berarti inisial untuk jenis komet non-periodik. 2011 tentu mengacu pada tahun dimana komet pertama kali ditemukan. L4 berarti bahwa ini adalah komet keempat yang ditemukan pada setengah pertama bulan Juni. Sementara kata Panstarss mengacu pada fasilitas teleskop yang digunakan untuk menemukan komet tersebut.
Panstarrs adalah kepanjangan dari The Panoramic Survey Telescope & Rapid Response System. Yaitu sebuah fasilitas teleskop dengan 4 buah cermin utama berdiameter masing-masing 1,8 meter yang diarahkan secara simultan ke arah yang sama. Tiap cermin dapat menguasai medan pandang langit sebesar 3 derajat dan dilengkapi oleh kamera dengan sensor total masing-masing sebesar 1,4 giga piksel.
Teleskop Pan-STARRS
Tujuan utama teleskop ini adalah untuk menemukan dan mengkarakterisasi objek-objek yang mengarah ke bumi, seperti komet dan asteroid, yang mungkin dapat membahayakan keselamatan planet kita. Fasilitas teleskop ini dikelola oleh Institut Astronomi Universitas Hawaii dan terletak di dekat puncak gunung Haleakala, Pulau Maui, Kepulauan Hawaii.
Sebagai teleskop besar dan canggih yang dikhususkan pada penemuan komet dan asteroid, Panstarrs tentu telah menemukan banyak sekali komet dan asteroid baru. Itulah sebabnya, kode Panstarss telah banyak sekali digunakan oleh benda-benda langit baru yang ditemukan. Oleh karena itu, jika kita mau menyebut salah satunya, sebut lah kode awalnya, misalnya C/2011 L4.
Komet C/2011 L4 Panstarss pertama kali ditemukan pada tanggal 6 juni 2011 pada kecerlangan magnitudo mencapai +19. Seperti yang sudah disebut di atas, komet ini dipertimbangkan sebagai komet non-periodik, yaitu jenis komet yang hanya akan menampakkan dirinya sekali seumur hidup. Diperkirakan komet ini membutuhkan waktu jutaan tahun untuk tiba di daerah sekitar matahari dan bumi sejak memulai perjalanannya dari kawasan awan Oort, sebuah awan raksasa yang mengelilingi sistem tata surya kita dan dipertimbangkan sebagai sisa-sisa materi pembentukan tata surya pada zaman awal. Para ahli mengatakan, saat komet melakukan titik perihelionnya terhadap matahari, gravitasi matahari akan memperpendek kala orbitnya menjadi ‘hanya’ 110 ribu tahun sekali putar. Itulah sebabnya komet ini disebut sebagai komet sekali seumur hidup.
Bagaimana Cara Mengamatinya?
Sejak dua minggu yang lalu, Komet Panstarrs sudah mulai teramati secara kasat mata bagi para penduduk di belahan bumi bagian selatan. Bagi kita yang berada di dekat khatulistiwa, posisi komet masih terlalu dekat dengan matahari sehingga sangat sulit untuk mengamatinya. Namun begitu, saat ini kita sudah bisa melihatnya sejak permulaan bulan maret hingga pertengahan nanti dengan kecerlangan magnitudo relatif antara + 2 hingga + 0,5.
Citra komet Panstarss dan Lemmon dari Gurun Atacama, Amerika Selatan
Menurut data ephemeris dari Minor Planet Center, puncak penampakan komet akan terjadi pada tanggal 9, 10 dan 11 maret dengan kecerlangan magnitudo mencapai + 0,5, saat itulah komet memasuki posisi perihelion (paling dekat) dengan matahari. Hal ini semakin baik untuk diamati karena pada tanggal-tanggal itulah sang komet memiliki jarak ketinggian maksimum dari matahari jika dilihat secara visual dari lokasi pengamat di daerah dekat ekuator seperti kita. Tepat saat matahari terbenam, komet akan berada di ketinggian 15 hingga 17 derajat dari ufuk, cukup tinggi secara posisi dan cukup lama secara waktu untuk dapat menikmati komet ini.
Pada puncak penampakannya, Komet akan memiliki magnitudo mencapai +0,5. Kecerlangan seperti itu sama seperti yang dimiliki oleh bintang terang seperti Betelgeuse di rasi Orion. Namun, ada satu hal serius yang harus dipertimbangkan. Tidak seperti bintang-bintang terang yang biasa kita amati di tengah malam yang gelap, komet terkenal terang karena posisinya yang dekat dengan matahari. Itu artinya, secara visual komet tidak akan pernah terlihat di tengah malam yang gelap, atau di ketinggian yang tinggi saat matahari terbenam. Komet akan senantiasa terlihat di tengah gemerlap cahaya senja atau fajar pagi, dan tentu dengan ketinggian yang rendah mendekati ufuk. Untuk itu, meski memiliki kecerlangan yang cukup tinggi, mengamati komet tidak semudah yang kita bayangkan.
Untuk dapat mengamatinya, pastikan langit sebelah barat anda bersih dari awan. Semakin banyak awan, semakin kecil peluang anda untuk dapat melihatnya. Selain masalah cuaca, pastikan juga anda memilih lokasi pengamatan yang memiliki pandangan luas ke arah barat hingga ufuk, tanpa gedung atau pepohonan yang tinggi sehingga bebas dari halangan pandangan apapun. Semakin rendah ufuk barat anda, semakin lama waktu yang anda dapatkan untuk mengamati komet. Selain itu, pilihlah lokasi pengamatan yang pada arah barat tidak terdapat daerah padat penduduk, karena polusi udara dan polusi cahaya yang dihasilkan akan sangat mengganggu pengamatan anda. Saya sarankan mengamatinya di pinggir pantai atau tanah lapang luas yang menghadap ke arah barat.
Citra simulasi program Starry Night yang menunjukkan posisi komet sejak tanggal 8 hingga 14 maret. Ukuran komet didramatisir dan efek atmosfer dihilangkan.
Persiapkan diri anda dan segala peralatan dan perlengkapan pengamatan seperti binokuler, teleskop dan kamera jauh sebelum matahari terbenam. Siapkan semuanya menghadap ke arah barat. Jika anda mengamatinya sebelum tanggal 10 maret, komet akan berada sekitar satu hingga dua derajat di sebelah selatan arah jalur terbenamnya matahari. Sementara pada tanggal 10 maret dan setelahnya, komet akan bergeser ke arah utara matahari, berturut-turut dari 1 hingga 2 derajat dan seterusnya. Seberapa tinggi ketinggian komet saat matahari terbenam sudah dijelaskan pada paragraf sebelumnya.
Gambar 7. Hasil Citra Komet yang berhasil diabadikan oleh Tim HAAJ dari Pantai Karnaval Ancol, pada 7 Maret 2013.
Jika anda ingin memotretnya, pastikan anda menggunakan lensa dengan panjang fokus di atas 100mm untuk dapat melihatnya secara signifikan di frame hasil foto anda, mengingat ukuran lebar komet ini cukup kecil. Mengenai seberapa cepat rana yang digunakan dan seberapa sensitif nilai ISO yang dipilih akan tergantung dari seberapa redup cahaya senja saat anda memotretnya. Semakin terang cahaya senja, semakin cepat rana yang digunakan dan semakin kecil nilai sensitifitas sensor yang dipilih. Sebaliknya, semakin redup cahaya senja, semakin rendah kerepatan rana yang digunakan dan semakin tinggi nilai sensitifitas sensor yang dipilih. Mengenai bukaan diafragma lensa, pilih saja yang paling lebar dan gunakan keuntungan itu untuk menurunkan nilai ISO seminimal mungkin demi mengurangi noise yang dapat menurunkan kualitas gambar. Gunakan kualitas gambar terbaik yang dimiliki kamera anda. Jika perlu, ambillah gambar dengan format RAW atau NEF agar dapat lebih leluasa saat mengolah hasil gambar.
Jika anda menggunakan lensa atau teleskop dengan panjang fokus di atas 300mm, dan dengan kecepatan rana dibawah 1/5 detik, sangat disarankan untuk menggunakan tripod dan motor penggerak dalam memotret, mengingat komet juga mengalami gerak semu harian. Jika tidak, hasil gambar anda akan sulit fokus dan terlihat memanjang (Shaking, Trailing).
Untuk pemotretan dengan teknik tinggi, anda dapat menggunakan lensa atau teleskop dengan panjang fokus diatas 600mm dan dilengkapi dengan motor penggerak. Jika bisa seperti itu, ambillah foto komet dengan jumlah yang banyak dalam posisi yang tidak berubah. Setelah itu, tutuplah lensa atau teleskop anda dan ulangi pengambilan gambar. Pada pengolahan gambar setelah sesi pemotretan selesai, gambar-gambar itu akan ditumpuk menjadi satu dengan menggunakan perangkat lunak dan akan menghasilkan gambar yang tajam dengan resolusi yang tinggi.
Selamat berburu..!
Himpunan Astronomi Amatir Jakarta akan mencoba melakukan pengamatan dan pemotretan Komet Panstarss pada puncak penampakannya pada 10,11 dan 12 Maret di Pantai Anyer, Banten.
Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *