Ilustrasi Asteroid 2012 DA14 yang berpapasan dekat dengan Bumi. Sumber : NASA |
KENAPA HEBOH?
Saat pertama kali ditemukan, asteroid itu sedang menjauh dengan jarak 4,3 juta km dari bumi. Setelah orbitnya dipelajari, diketahui bahwa asteroid itu akan melintas sangat dekat dengan bumi pada tanggal 16 februari 2013. Jaraknya hanya sepersepuluh jarak bumi-bulan, mencapai 27.700 km, atau lebih dekat dari jarak tempat manusia biasa meletakkan satelit-satelit buatannya di luar angkasa. Hal tersebut menjadi sebuah rekor perlintasan paling dekat yang dialami oleh batuan sebesar itu terhadap bumi. Peristiwa perlintasan sedekat ini baru akan terjadi lagi pada 33 tahun mendatang, atau tepatnya tanggal 16 februari 2046. Cek perhitungan terbarunya di sini: JPL Solar System Dynamics
Asteroid yang sebelumnya pernah menabrak Bumi. Sumber : NASA |
Asteroid seperti 2012DA14 setiap 40 tahun sekali selalu berpapasan dengan Bumi. Sumber : NASA |
BAGAIMANA CARA MENGAMATINYA?
Meskipun heboh, sayangnya asteroid ini sulit untuk diamati. Asteroid akan bergerak dalam kecepatan 7.82 km per detik dan akan melintas dari arah tenggara menuju utara bumi. Secara visual dari permukaan bumi, kita akan melihat benda langit tersebut bergerak dalam kecepatan setengah derajat per menit. Itu artinya benda tersebut membutuhkan waktu satu menit untuk melintasi daerah langit seukuran satu piringan bulan. Hal ini dipersulit dengan fakta bahwa pada puncak jarak terdekatnya, asteroid hanya akan memiliki kecerlangan dengan skala magnitudo 7.4, atau di atas ambang visual kasat mata yang rata-rata hanya dapat menangkap cahaya bintang redup bermagnitudo maksimal 6, itupun dalam kondisi langit sangat cerah tanpa polusi udara dan polusi cahaya. Untuk dapat melihatnya, kita mutlak harus menggunakan bantuan binokuler atau teleskop.
Jika kita menggunakan teleskop secara manual, cukup sulit untuk dapat mencari sebuah benda langit redup diantara puluhan bintang-bintang yang memiliki keredupan yang sama. Kita baru akan dapat membedakan asteroid dengan bintang latar belakang jika kita dapat mengamatinya dalam waktu yang tidak sebentar dan dalam posisi yang tidak berubah-ubah, suatu hal yang tentu cukup sulit untuk dilakukan dalam observasi dengan cara manual.
Observasi akan menjadi lebih mudah jika kita memiliki teleskop dengan fasilitas kontrol otomatis menggunakan remote dan motor drive yang dihubungkan ke komputer dan dipandu oleh perangkat lunak simulasi langit yang telah diperbaharui basis datanya dengan elemen orbit Asteorid DA14. Dengan cukup mengklik letak objek di perangkat lunak simulasi langit di komputer, teleskop akan bergerak otomatis ke arah benda tersebut.
Namun ternyata tidak pula semudah itu mengamatinya. Teleskop dengan fasilitas seperti itu memiliki sistem yang dapat mengikuti arah gerak semu harian benda langit. Sayangnya, asteroid 2012 DA14 memiliki orientasi pergerakan yang berbeda. Jika gerak semu harian benda langit adalah dari timur ke barat, maka gerak asteroid ini adalah dari tenggara ke utara. Selain itu kecepatan pergerakannya pun berbeda. Gerak semu harian memiliki kecepatan pergerakan sebesar satu derajat dalam 4 menit, sementara asteroid 2012 DA14 memiliki kecepatan pergerakan satu derajat dalam 2 menit, atau dua kali lebih cepat dari kecepatan gerak semu harian. Hal ini akan membuat teleskop, setelah berhasil mengarah ke asteroid, hanya memiliki waktu yang singkat untuk pengamatan dan akan langsung kehilangan jejak dalam mengikuti asteroid tersebut. Hal berikutnya yang bisa dilakukan hanyalah kembali menekan tombol agar teleskop kembali ke arah yang benar dan akan berulang-ulang terus seperti itu.
Untuk dapat mengetahui arah letak asteroid di langit, silahkan lihat petanya sesuai dengan lokasi pengamatan anda di situs ini: Heavens Above
Di atas itu semua, jika pengamatan berhasil dilakukan, apa yang dapat kita lihat dari teleskop atau binokuler hanyalah sebuah titik kecil nan redup yang bergerak diantara bintang-bintang. Bukan bermaksud mengecilkan fenomena tersebut, tapi hanya ingin mengantisipasi adanya kekecewaan yang timbul karena sesuatu yang berada di luar ekspektasi, sesuatu yang sangat akrab kami alami selama memperkenalkan hobi ini kepada masyarakat.
Jika tidak ada halangan cuaca, Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ) akan mencoba melakukan pengamatan dan pemotretan. Namun sayangnya pengamatan ini tidak terbuka untuk umum disebabkan karena permasalahan izin gedung oleh pihak Planetarium Jakarta. Hasil pengamatan akan kami laporkan pada kegiatan pertemuan rutin HAAJ yang ke-4 pada sore harinya mulai pukul 16.00 WIB.
Selamat Berburu..!
Sumber : JPL Solar System Dynamics , Heavens Above , FOXNews
langit mendung