PENYULUHAN ASTRONOMI & PENGAMATAN GERHANA BULAN PARSIAL
SMA Muhammadiyah 1 Prambanan & Kompleks Teater Ramayana Candi Prambanan, 25-26 Juni 2010

Gambar 1. Kolase “Bunga” Gerhana yang menarik. Bulatan hitam di tengah menunjukkan bayangan bumi yang menutupi permukaan bulan.

Sabtu, 26 Juni 2010, saat matahari meninggalkan singgasananya di ufuk barat, siang pun berganti malam dan sang rembulan pun terbit di ufuk timur. Bagi para penikmat langit malam, senja kala itu terasa sangat spesial. Terbitnya bulan saat pergantian siang dan malam seharusnya ditunjukkan dengan bulat sempurnanya purnama rembulan, namun apa yang terlihat justru sangat berbeda.

Setelah Gerhana Bulan Parsial awal tahun baru dan Gerhana Matahari Parsial tanggal 15 Januari 2010, para pecinta astronomi kembali dimanjakan dengan fenomena astronomis lainnya, Gerhana Bulan Parsial. Gerhana Bulan kali ini terasa lebih spesial dibanding gerhana bulan sebelumnya, karena selain area bulan yang tertutupi bayangan bumi lebih besar dibanding gerhana sebelumnya, gerhana kali ini juga terjadi pada awal malam, atau tepatnya gerhana sudah terjadi saat bulan terbit di ufuk timur.

Sebagai bagian dari keluarga besar astronomi Indonesia dan Dunia, Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ), bekerja sama dengan Planetarium dan Observatorium Jakarta melakukan berbagai pengamatan dan pemotretan gerhana, termasuk di antaranya penyuluhan astronomi kepada para siswa dan guru SMP dan SMA. Ada dua tim yang dipersiapkan dan beranggotakan perwakilan dari HAAJ dan Planetarium. Tim pertama dipersiapkan di gedung Planetarium dan Observatorium Jakara untuk melakukan pengamatan untuk publik, termasuk pula mengadakan konferensi pers untuk para wartawan media cetak maupun elektronik. Sedangkan Tim kedua diberangkatkan ke Jogjakarta untuk melakukan pengamatan dan pemotretan gerhana di kompleks Teater Ramayana, Candi Prambanan, termasuk juga melakukan penyuluhan astronomi bagi para siswa dan guru SMP dan SMA sekitar Prambanan yang lokasinya terpusat di SMA Muhammadiyah 1 Prambanan.

Gambar 2. Persiapan keberangkatan rombongan di Stasiun Gambir.

Kamis, 24 Juni 2010, tim berangkat menuju Jogjakarta dengan menggunakan kereta Taksaka1. Butuh waktu sekitar 8 jam bagi tim untuk tiba di stasiun Tugu, Jogjakarta dan kemudian langsung meluncur ke penginapan yang berada di jalan Dagen 1 yang bisa diakses dengan melewati jalan Malioboro. Setibanya di hotel, kami pun beristirahat demi mempersiapkan fisik untuk hari berikutnya.

Keesokan harinya, kami bersiap untuk berangkat menuju lokasi penyuluhan di SMA Muhammadiyah 1 Prambanan. Setibanya disana, persiapan langsung dilakukan demi kelancaran acara. Penyuluhan hari pertama ini diberikan untuk tingkat siswa dan guru tingkat SMP, dan dihadiri oleh sekitar 60 peserta dari 8 sekolah SMP sekitar prambanan. Penyuluhan dimulai dengan presentasi dari Bapak Widya Sawitar yang mempresentasikan tentang Astronomi Populer. Penjelasan diberikan mulai dari astronomi secara umum hingga astronomi yang berhubungan dengan etnologi, terutama etnologi nusantara dan terlebih lagi Jawa. Presentasi pertama dilanjutkan dengan presentasi kedua yang disampaikan oleh Bapak Cecep Nurwendaya yang mempresentasikan tentang sosialisasi fenomena yang akan bersama-sama disaksikan keesokan harinya, Gerhana Bulan Parsial.

Gambar 3. Presentasi pertama oleh Bapak Drs. Widya Sawitar untuk para peserta tingkat SMP.

Gambar 4. Presentasi kedua oleh Bapak Cecep Nurwendaya untuk para peserta tingkat SMP.

Setelah sempat disela oleh istirahat makan siang, acara dilanjutkan kembali dengan workshop pembuatan Jam Matahari yang disampaikan oleh HAAJ. Beranjak malam, acara dipungkaskan dengan Star Party yang dilakukan di pelataran sekolah SMA Muhammadiyah 1 Prambanan. Star Party sendiri berjalan dengan amat baik dengan didukung dengan langit malam yang cerah, meski terganggu oleh bulan calon gerhana yang hampir purnama. Total terdapat 6 teleskop yang digunakan untuk mengamati berbagai benda langit mulai dari Bintang Alpha tiap rasi, cluster seperti M7, M6 dan sebagainya. Juga tidak lupa berbagai planet yang menjadi primadona malam itu, Venus, Mars dan Saturnus. Star Party sendiri akhirnya selesai sekitar pukul 20.30 WIB.

Gambar 5. Workshop Sundial yang disampaikan oleh Rayhan dari HAAJ.

Gambar 6. Star Party yang dilakukan di halaman depan SMA Muhammadiyah 1 Prambanan.

Keesokan harinya, sabtu, 26 Juni 2010, penyuluhan hari kedua untuk tingkat SMA dilakukan. Dimulai pula oleh Bapak Widya Sawitar dengan presentasi yang sama seperti hari sebelumnya, dan juga diteruskan oleh Bapak Cecep Nurwendaya dengan sosialisasi gerhananya. Workshop yang diberikan HAAJ kali ini adalah tentang pembuatan Roket Air, termasuk juga demo roket air yang dilakukan di pelataran sekolah. Total peserta penyuluhan tingkat SMA ini sekitar 40 peserta dari 6 sekolah sekitar Prambanan.

Gambar 7. Presentasi pertama oleh Bapak Drs. Widya Sawitar untuk para peserta tingkat SMA.

Gambar 8. Presentasi kedua oleh Bapak Cecep Nurwendaya untuk para peserta tingkat SMA.

Gambar 9. Workshop Roket Air yang disampaikan oleh Ronny dari HAAJ.

Matahari mulai bergeser rendah di ufuk barat dan kami, beserta seluruh peserta penyuluhan segera beranjak menuju tempat pengamatan gerhana di Kompleks Teater Ramayana, Candi Prambanan, untuk mempersiapkan segala peralatan dan juga bergabung dengan Tim pengamatan lainnya.

Gambar 10. Foto bersama di depan gedung sekolah SMA Muhammadiyah 1 Prambanan.

Azan maghrib sayup-sayup terdengar berkumandang dan bersahut-sahutan pertanda sang rembulan gerhana sudah tiba di ufuk timur. Suasana di Kompleks Teater Ramayana Prambanan semakin bergairah, menunggu detik-detik munculnya “tersangka” utama yang membuat sekitar 300-an manusia berkumpul dan bersiap dengan peralatannya masing-masing. Total terdapat 17 teleskop dari berbagai komunitas astronomi dan warga umum. Peserta berasal dari komunitas Jogja Astro Club (JAC), para mahasiswa dari universitas-universitas yang ada di Jogja dan Semarang, para siswa-siswi dan guru SMP dan SMA sekitar Prambanan, berbagai komunitas astronomi sekolah, para warga sekitar dan wartawan lokal.

Gambar 11. Mempersiapkan peralatan sebelum gerhana muncul.

Puncak kemeriahan terjadi saat sang rembulan telah muncul diatas pepohonan di ufuk timur. Berwarna merah dan terlihat hanya pada sebelah selatannya saja, sementara sebelah utaranya telah tertutup bayangan bumi. Antrian manusia langsung terbentuk di belakang teleskop-teelskop yang digunakan untuk pengamatan. Sementara beberapa fotografer mensterilisasi “wilayah”nya dari para peserta dan fokus pada peralatannya. Tombol shutter tak henti-hentinya ditekan, tombol “play video” juga terus merekam kejadian. Ada yang memotretnya dengan kamera lensa biasa, ada pula yang mengganti lensa kameranya langsung dengan lensa teleskop, untuk mendapatkan pembesaran yang lebih baik. Saat gerhana telah melewati puncaknya, beberapa peserta juga sempat melakukan shalat gerhana yang dilakukan di sekitar lokasi pengamatan.

Gambar 12. Bulan fase gerhana awal saat pertama kali terlihat terbit di ufuk timur.

Gambar 13. Panorama lokasi pengamatan saat gerhana terbit di ufuk timur.

Gambar 14. Puncak gerhana saat berada di puncak candi.

Gambar 15. Close-up puncak gerhana.

Gambar 16. Montase fase-fase gerhana, sejak awal terbit hingga akhir.

Gambar 17. Montase buatan gerhana di atas Candi Prambanan.

Gambar 18. Persiapan setelah gerhana dan sesaat sebelum pulang.

Gerhana “secara resmi” telah selesai pada pukul 20.10 WIB, dan peserta juga sudah mulai mengemasi barang-barangnya. Ada yang memanfaatkan waktu untuk beramah tamah antar komunitas, ada juga yang memanfaatkan momen itu untuk berfoto bersama dengan latar belakang candi Prambanan yang bersinar terang oleh lampu yang hanya dinyalakan saat bulan purnama saja. Tim kami pun melakukan hal yang sama dan pada akhirnya, sekitar pukul 21.00 WIB, kami pun beranjak pulang dengan dipenuhi oleh perasaan yang bermacam-macam. Senang, Puas, Bangga, dan sedih. Senang karena seluruh rangkaian acara akhirnya telah berjalan dengan sempurna. Puas karena semua usaha, tenaga dan pikiran yang telah terkuras selama dua hari itu terbayar lunas dengan penampakan yang indah dari gerhana bulan bertahtakan candi Prambanan. Bangga karena telah dapat berbagi ilmu dan pengalaman kepada semua peserta penyuluhan dan pengamatan gerhana. Bahkan sedih, saat diri harus benar-benar bangun dan menyadari bahwa momen yang telah kami tunggu sejak awal tahun, telah berakhir beberapa saat yang lalu. Semua perasaan itu berkecamuk dan bercampur jadi satu, terbawa dalam diri sepanjang perjalanan kami menuju hotel di Malioboro. Terlepas dari berbagai permasalahan internal yang ada, perasaan itu tetap terbawa oleh sang penulis sepanjang perjalanan pulang ke Jakarta, bahkan saat menulis laporan ini. Terdengar agak klise memang, tapi itulah adanya. Spirit yang sama terasa saat selesai melaksanakan tugas Penyuluhan Astronomi dan Pengamatan Gerhana Matahari Cincin di MTsN 1 Anyer, Banten, 25-26 Januari 2009 yang lalu.

Terima Kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada seluruh elemen yang terkait dalam suksesnya Penyuluhan Astronomi dan Pengamatan Gerhana Bulan Parsial ini. Para staff Planetarium, Pengurus HAAJ, Keluarga Besar SMA Muhammadiyah 1 Prambanan beserta seluruh peserta penyuluhan yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terkhusus kepada Bapak Mutoha Arkanuddin, selaku Ketua Jogja Astro Club (JAC) yang telah memfasilitasi kami sepanjang persiapan dan pelaksanaan kegiatan ini, termasuk pula para pengurus dan anggota JAC dan seluruh partisipan dari berbagai komunitas astronomi sekolah, kampus maupun umum, tanpa kalian, pengalaman luar biasa ini tidak akan pernah ada.

Salam Astronomi
Koordinator Kegiatan
Himpunan Astronomi Amatir Jakarta

Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *