Penjelajah Kecil Tata Surya
oleh Aziz Taz Sunjaya

Sabtu, 19 maret 2011, HAAJ kembali mengadakan pertemuan rutinnya yang ke 6 di tahun 2011 ini. Sebelumnya, 5 edisi pertemuan rutin telah terselenggara dengan kerangka materi Tata Surya. Dan meneruskan kerangka materi itu, kali ini materi yang dibahas adalah Penjelajah Kecil Tata Surya. Materi kali ini disampaikan oleh Sdr. Aziz Taz Sunjaya, anggota HAAJ dari Fisika Universitas Negeri Jakarta. Ini untuk pertama kalinya bagi aziz maju sebagai pembicara dalam pertemuan rutin HAAJ.

Gambar 1. Sdr. Aziz sedang mempresentasikan materi Penjelajah Kecil Tata Surya.

Pada pertemuan kali ini, pemateri menjelaskan tentang berbagai macam benda kecil yang juga menjadi bagian dari keluarga tata surya. Mulai dari “si gondrong” komet, “Si Bintang Hantu” Meteor, dan “Si Planetoid” Asteroid. Beberapa audience pertemuan juga menambahkan objek lainnya seperti Trans Neptunian Object (TNO) dan Kuiper Belt Object (KBO). Sama seperti planet-planet, mayoritas dari objek-objek itu bergerak mengelilingi matahari sebagai pusat massa tata surya. Namun ternyata, karena mayoritas penjelajah kecil ini mempunyai massa yang tidak terlalu besar, ada pula yang terperangkap ke dalam medan gravitasi planet besar seperti jupiter dan saturnus dan menjadi “anggota keluarga” mereka dan menjadikan mereka sebagai pusat massa orbit.

Gambar 2: Suasana saat pertemuan rutin berlangsung.

Pertemuan kali ini di hadiri oleh 35 peserta yang terdiri dari siswa, mahasiswa dan masyarakat umum.

Gambar 3: Salah seorang peserta saat sesi tanya jawab.

Pertemuan kali ini terasa lebih spesial karena waktunya bertepatan dengan fenomena yang cukup langka, Supermoon. Pada dasarnya supermoon adalah istilah yang digunakan dalam astrologi, yang dalam disiplin itu dimaksudkan dengan kemunculan bulan yang tampak besar dan memicu terjadinya bencana alam dahsyat. Namun dalam astronomi, hal-hal seperti itu tentunya tidak ada. Supermoon dalam astronomi adalah penampakan bulan saat periode apogee, atau saat berada dalam jarak terdekat dengan bumi. Fenomena itu sebenarnya cukup mudah kita jumpai, namun jika posisi apogee bertepatan dengan fase bulan penuh atau purnama, itu yang membuat fenomena kali ini langka. Fenomena Supermoon yang sama terakhir terjadi 19 tahun silam, atau tepatnya tahun 1992.

Gambar 4: Hasil Dokumentasi Supermoon oleh pengurus HAAJ.

Gambar 5. Suasana saat pemutaran film berlangsung.

Selain pengamatan bulan, saat selesai pertemuan juga diisi dengan kegiatan pemutaran film berjudul “The Moon” produksi BBC. Secara umum kegiatan berjalan dengan baik.
Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *