Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, diskusi mengenai Hisab dan Rukyat akan dibawakan oleh sosok ahli yang menjadi anggota Tim Badan Hisab dan Rukyat Kementerian Agama Republik Indonesia, yaitu Bapak Cecep Nurwendaya (@cecep_nurwendaya).
Pertemuan Rutin Umum ke-dua ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 17 Februari 2024, pukul 16.00 – 20.00 WIB, di Lobi Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Pada pertemuan ini, para peserta akan mendapatkan kesempatan untuk mendalami ilmu Hisab dan Rukyat dari seorang ahli di bidangnya. Tidak hanya itu, kegiatan ini juga menyediakan pengalaman langsung untuk mengamati benda langit melalui teleskop, sebuah aktivitas yang sangat dinantikan oleh para anggota HAAJ dan masyarakat umum yang tertarik dengan astronomi.
Pengertian Hisab dan Rukyat
Hisab adalah metode perhitungan astronomi yang menggunakan rumus matematika untuk menentukan posisi bulan dan penanggalan hijriyah. Rukyat, di sisi lain, adalah pengamatan langsung bulan baru di langit untuk menetapkan awal bulan hijriyah. Keduanya merupakan instrumen penting dalam menentukan waktu ibadah, seperti awal bulan Ramadan atau Idul Fitri, sesuai dengan ajaran Islam.
Cara Kerja Hisab dan Rukyat
Hisab: Tim Hisab menggunakan data astronomi dan algoritma yang rumit untuk memperkirakan posisi bulan baru di langit. Mereka memperhitungkan pergerakan bulan dan matahari serta faktor-faktor lain yang memengaruhi penampakan bulan. Metode ini berdasarkan perhitungan matematis yang cermat untuk meramalkan awal bulan hijriyah.
Rukyat: Rukyat melibatkan pengamatan bulan baru secara langsung di langit dengan menggunakan mata telanjang atau peralatan optik. Pengamat mencari bulan baru pada akhir siklus bulan, terutama ketika bulan berada di posisi rendah di langit. Observasi dilakukan di tempat-tempat yang memiliki langit yang cerah dan kondisi atmosfer yang mendukung.
Hisab dan Rukyat di Indonesia
Di Indonesia, Badan Hisab Rukyat (BHR) Kementerian Agama Republik Indonesia bertanggung jawab untuk menentukan awal bulan hijriyah. BHR menggunakan pendekatan gabungan antara Hisab dan Rukyat untuk memastikan penentuan waktu yang akurat dan sesuai dengan prinsip-prinsip agama Islam.
BHR berkolaborasi dengan lembaga astronomi dan meteorologi untuk memperoleh data yang diperlukan, seperti perhitungan astronomi dan perkiraan kondisi cuaca. Observasi Rukyat juga dilakukan oleh sejumlah pengamat yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia untuk memastikan keakuratan penentuan awal bulan hijriyah.
Dengan menggunakan kombinasi Hisab dan Rukyat, Indonesia memastikan bahwa waktu ibadah sesuai dengan ketentuan Islam dan memenuhi kebutuhan umat Muslim di seluruh negeri. Ini juga menunjukkan pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mendukung praktik keagamaan.
***
Setelah kegiatan diskusi selesai, diadakan juga kegiatan peneropongan benda langit dengan menggunakan teleskop. HAAJ akan mempersiapkan teleskop untuk teman-teman mengamati benda-benda langit di Plaza Teater Jakarta.