Pernahkah kamu membayangkan, ingin menjadi seorang astronom amatir yang bisa melakukan penelitian-penelitian layaknya seorang astronom profesional? Jangan pesimis dulu ya.. Karena untuk kita yang orang awam, bisa juga loh melakukan penelitian sederhana dalam mengkaji ilmu Astronomi. Nah, pada artikel ini akan dibahas mengenai salah satu penelitian sederhana yang bisa dilakukan oleh siapa saja yang ingin mencobanya.
Tahun 2009 silam, dicanangkan sebagai Tahun Astronomi Internasional dalam rangka memperingati 400 tahunnya Galileo Galilei menggunakan teleskop untuk pertama kalinya. Salah satu penelitiannya yang terkenal yaitu meneliti satelit di Jupiter. Kita tahu bahwa Planet Jupiter memiliki 4 satelit besar yang mengelilinginya, yaitu Io, Callisto, Ganymede, dan Europa. Kalau kita melihatnya dengan teleskop, tentu kita belum tahu dimana letak masing-masing keempat satelit tersebut. Ternyata dengan sebuah penelitian sederhana kita dapat mengidentifikasi keempat satelitnya. Seperti apa? Mari kita simak dalam artikel ini.
Pertama-tama, kita perlu mengetahui ‘biodata’ masing-masing keempat satelit besar di Jupiter
Dari referensi di atas, dapat diketahui bahwa empat satelit di Jupiter mulai dari yang terdekat dapat diurutkan, Io, Europa, Ganymede, Callisto. Untuk mengidentifikasi satelit-satelit tersebut dari hasil pengamatan, kita dapat melakukannya dengan meneliti pergerakan satelit tersebut. Pertama, kita perlu menyiapkan beberapa alat dan bahan, yaitu :
- Satu set teleskop lengkap dengan eye piece (disarankan menggunakan eye piece dengan panjang fokus yang kecil).
- Kamera Digital (untuk pengambilan citra Planet Jupiter dan satelitnya).
- Web Cam (untuk pengambilan citra Planet Jupiter dan satelitnya : opsi)
- Software pengolah citra gambar
Cara pengambilan datanya yaitu dengan melakukan pengambilan foto Jupiter dan satelitnya dari hasil observasi menggunakan teleskop. Lama pengambilan data bisa 1 hari, namun jika lebih dari 1 hari akan semakin bagus karena sample data yang dikumpulkan semakin banyak. Perlu menjadi catatan, pengambilan data harus dilakukan dengan interval yang sama. Misalnya saja dilakukan pengambilan data selama 1 hari, foto yang diambil yaitu dengan interval 1 jam. Untuk hari berikutnya juga sama, yaitu dengan interval waktu 1 jam. Berikut contoh hasil foto yang diolah dengan menggunakan software pengolah citra gambar.
Gambar diatas hanya 2 contoh saja. Pada software pengolah gambar, kita dapat menghitung jarak masing-masing satelit dalam satuan millimeter.
Atau dapat juga kita menggambarnya pada plot seperti di bawah ini, yang merupakan gambaran pergerakan satelit dari arah kutub Jupiter dilihat dari posisi kita yang berada di bumi.
Dari hasil pengamatan tersebut, kita dapat mengetahui satelit nomor berapa yang memiliki pergerakan paling cepat yang dilihat dari perbedaan jarak satelit tersebut di setiap interval waktu yang diamati. Untuk mengidentifikasi satelit-satelitnya, kita dapat berpedoman pada referensi yang kita miliki. Misalnya saja satelit nomor 3 adalah satelit dengan pergerakan paling cepat diantara satelit lain, maka bisa dimungkinkan bahwa satelit tersebut adalah Io – satelit besar Jupiter yang paling dekat dan paling cepat berevolusi diantara tiga satelit lainnya. Sederhana bukan? Jika kamu tidak memiliki kamera digital, kamu bisa menggunakan plot peta seperti gambar di atas.