Mercury passes between Earth and the sun only about 13 times a century, its last trek taking place in 2006.

(NASA)

Planet Merkurius akan ‘berjalan’ di depan piringan matahari pada Senin, 9 Mei 2016. Sayangnya fenomena langka 12 kali seabad ini tak dapat disaksikan langsung dari Indonesia. Tapi, kita tak perlu bersedih hati, karena kita bisa menyaksikannya lewat live streaming.

 

 

Melansir katalog transit tujuh abad dari Merkurius, dari Fred Espenak, astronom ahli gerhana NASA, transit Merkurius 2016 kali ini berlangsung selama 7 setengah jam dan akan mampu dilihat secara penuh pada sebelah barat Afrika, timur Amerika serta Eropa Barat. Transit Merkurius akan dimulai pada sekitar pukul 11:12 UT (18:12 WIB), memuncak pada pukul 14:57 UT (21:57 WIB) dan berakhir pada pukul 18:42 UT (01:00 WIB, 10 Mei 2016). Sebenarnya untuk Indonesia, transit dapat dilihat di provinsi NAD dan Sumatera Utara, namun sayang, kejadiannya terjadi hanya sesaat sebelum matahari terbenam.

 

Kenampakan Global Transit Merkurius 2016. Kredit: Fred Espenak, EclipseWise.com

 

Lalu mengapa transit Merkurius ini langka? Ternyata, lintasan planet Merkurius tidak sebidang dengan bidang lintasan revolusi bumi mengelilingi matahari sekitar 7 derajat. Sehingga, transit hanyalah terjadi saat bumi dan merkurius berada pada garis perpotongan antara lintasan Merkurius dan bumi. Transit Merkurius berikutnya diperkirakan akan terjadi lagi tahun 2019 dan 2032. Selain Merkurius, planet Venus juga dapat singgah di depan piringan matahari. Namun, karena waktu revolusi Venus yang jauh lebih lama, transit Venus hanya terjadi dalam selang 8 tahun dan sekitar 100 tahun lebih. Transit terakhir venus adalah tahun 2004 dan 2012, diperkirakan akan berlangsung lagi tahun 2117 dan 2125!

 

Skema Transit Merkurius. Kredit: European Southern Observatory

 

Akan sebesar apakah jerawat di matahari yang akan ditimbulkan Merkurius, yang memiliki jari-jari hampir sebesar bulan? Ternyata karena jarak Merkurius dan Bumi yang jauh, Merkurius hanya menutupi sekitar 0.004% dari piringan matahari! Meskipun kecil, fenomena ini juga penting bagi ilmuwan Big Bear Solar Observatory, California untuk bisa mempelajari kandungan kimia sodium dari atmosfer tipis Merkurius. Yap, sodium ini adalah bagian dari bahan yang kita kenal sebagai garam dapur (NaCl), dan ehem, mecin (MSG). Oh ya, transit Merkurius juga bisa digunakan untuk menghitung jarak antara matahari dengan bumi lho!

Yuk kita lihat peristiwa langka ini bersama-sama!

n.b: Jika langit mendung, dapat juga melihat streaming transit di negara lainnya!
Jaringan SLOOH (Spanyol, Dubai, dsb)

Denmark, AGS – Alssundgymnasiet Sønderborg

Posted by: Adisetyo Panduwirawan

Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *