Masalah Keberangkatan Starliner

Dalam perkembangan terbaru dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), dua astronot NASA, Butch Wilmore dan Suni Williams, menghadapi kemungkinan kembali ke Bumi tanpa baju luar angkasa dalam situasi darurat. Kejadian ini berawal dari keputusan NASA untuk tidak menggunakan pesawat luar angkasa Boeing Starliner. Masalah pada sistem propulsi Starliner saat docking dengan ISS pada 6 Juni lalu memicu keputusan ini.

Starliner, yang semula dijadwalkan untuk membawa pulang Wilmore dan Williams dalam baju luar angkasa buatan Boeing, kini direncanakan meninggalkan ISS tanpa awak paling cepat pada 6 September. Ini menimbulkan tantangan baru bagi kedua astronot karena baju luar angkasa Starliner tidak kompatibel dengan pesawat ruang angkasa Crew Dragon milik SpaceX.

Astronot NASA Suni Williams (di latar depan) dan Butch Wilmore mengenakan pakaian luar angkasa Boeing di simulator pesawat ruang angkasa Starliner di Pusat Antariksa Johnson NASA selama pelatihan darurat pada 3 November 2022. (Kredit gambar: NASA/Robert Markowitz)

Kompatibilitas Baju Luar Angkasa

Menurut Steve Stich, manajer kru komersial NASA, “Dalam situasi sementara, kami tidak akan memiliki baju luar angkasa untuk Butch dan Suni di Dragon.” Hal ini menempatkan Williams dan Wilmore dalam situasi unik. Mereka harus berbagi perjalanan pulang dengan astronot Crew-8 di pesawat SpaceX Dragon, yang sepenuhnya bertekanan.

Crew-8 saat ini terdiri dari empat astronot yang sudah memakai baju luar angkasa, yaitu Matthew Dominick, Michael Barratt, Jeanette Epps dari NASA, dan kosmonot Roscosmos Alexander Grebenkin. Dalam skenario darurat, Wilmore dan Williams akan menumpang di palet kargo di bawah kursi Crew Dragon.

Risiko dan Sejarah Kejadian

Meskipun Crew Dragon sepenuhnya bertekanan, risiko kecil dekompresi tetap ada. Hal ini mengingat sejarah kecelakaan seperti insiden Soyuz 11 dari Uni Soviet, di mana tiga kru meninggal karena dekompresi saat pendaratan tanpa memakai baju luar angkasa. Sejak bencana peluncuran pesawat ulang-alik Challenger pada tahun 1986 yang menewaskan tujuh astronot, NASA memastikan semua kru menggunakan baju luar angkasa saat peluncuran dan pendaratan.

Namun, peluang Wilmore dan Williams harus kembali tanpa baju luar angkasa semakin menipis seiring waktu. Peran siaga Crew-8 untuk Starliner tidak akan berlangsung lama, karena misi astronaut SpaceX berikutnya, Crew-9, dijadwalkan meluncur paling cepat pada 24 September.

Solusi untuk Keamanan Astronot

Crew Dragon dari Crew-9 akan diluncurkan dengan hanya dua astronot. Hal ini memberikan ruang bagi Williams dan Wilmore. Baju luar angkasa tambahan yang sesuai untuk Wilmore juga akan dikirim ke ISS. Williams sudah dapat menggunakan baju SpaceX yang ada di ISS.

“Kami sudah memiliki satu baju di orbit saat ini yang cocok untuk Suni, dan dia sudah mencobanya, dan baju itu cocok dengan baik. Itu adalah baju SpaceX,” kata Stich. “Ketika kami [NASA] menetapkan kontrak, kami membiarkan setiap kontraktor menemukan baju dan antarmuka mereka sendiri, dan kemudian kami akan mengirimkan baju untuk Butch yang akan diterbangkan pada Crew-9.”

Kesimpulan

Crew Dragon dari Crew-9 akan menjadi kendaraan evakuasi darurat untuk empat astronot: Wilmore, Williams, astronot NASA dan Space Force Guardian Nick Hague, dan spesialis misi Roscosmos Aleksandr Gorbunov. Rencana normal mengharuskan keempat astronot ini kembali ke Bumi pada Februari 2025. Melalui tantangan dan solusi inovatif ini, NASA dan mitra komersialnya terus menunjukkan ketangguhan dan adaptabilitas mereka dalam menghadapi situasi yang tidak terduga di luar angkasa. Baca lebih lanjut tentang program luar angkasa NASA.

Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *