Apa itu Butterfly Nebula?
Butterfly Nebula, atau secara resmi disebut NGC 6302, adalah sebuah nebula planeter—fenomena yang terjadi ketika bintang bermassa menengah (seperti Matahari) mengakhiri masa hidupnya. Nebula ini berada sekitar 3.400 tahun cahaya dari Bumi di rasi bintang Scorpius (Kalajengking).
Ciri khas utamanya adalah bentuk yang menyerupai sepasang sayap kupu-kupu, menjadikannya salah satu objek paling mencolok dan artistik yang pernah ditangkap oleh teleskop Hubble.

Asal Usul dan Proses Terbentuknya
Ketika sebuah bintang bermassa kecil sampai sedang (0,8–8 massa Matahari) kehabisan hidrogen di intinya, ia mulai membakar helium dan akhirnya membuang lapisan luarnya. Proses ini melepaskan gas dan debu panas ke ruang angkasa, menciptakan cangkang gas bercahaya yang dikenal sebagai nebula planeter.
Di tengah-tengah Butterfly Nebula terdapat katai putih (white dwarf)—inti bintang yang tersisa, sangat padat dan memancarkan sinar ultraviolet (UV) sangat kuat. Radiasi ini membuat gas-gas seperti hidrogen, helium, nitrogen, oksigen, hingga sulfur dalam nebula menyala dalam warna-warna terang.

Fakta Menarik dan Jarang Diketahui
Bintang Katai Putih Tersembunyi
Meskipun katai putih di pusat NGC 6302 adalah sumber energi utama nebula, ia tidak terlihat secara langsung dalam banyak observasi visual karena terhalang debu yang sangat tebal. Baru pada tahun 2009, instrumen Hubble berhasil menangkap cahaya dari bintang ini di panjang gelombang ultraviolet.
Salah Satu Katai Putih Terpanas yang Pernah Diamati
Temperatur inti NGC 6302 diperkirakan mencapai lebih dari 250.000 Kelvin (sekitar 250.000°C)—membuatnya termasuk katai putih terpanas yang pernah ditemukan. Sebagai perbandingan, permukaan Matahari “hanya” sekitar 5.500°C.
Ledakan Berlapis & Struktur Kompleks
Struktur simetris Butterfly Nebula kemungkinan besar terbentuk dari lebih dari satu fase ledakan massa, yang dipandu oleh medan magnet, rotasi bintang, dan bahkan kemungkinan adanya bintang pendamping (binary system) yang memperkuat arah semburan.
Ukuran yang Sangat Besar
Sayap “kupu-kupu” yang terbentuk oleh gas panas ini membentang hingga lebih dari 3 tahun cahaya—lebih panjang dari jarak antara Matahari dan bintang tetangga terdekat, Proxima Centauri.
Daur Ulang Kosmik
Gas yang membentuk Butterfly Nebula secara perlahan akan menyebar ke ruang antar bintang dan menjadi bagian dari material pembentuk bintang baru—menjadikan kematian bintang ini sebagai bagian dari siklus kosmik kelahiran kembali.

Mengapa Disebut “Nebula Planeter”?
Istilah nebula planeter sebenarnya keliru dari segi makna modern. Istilah ini diperkenalkan oleh astronom William Herschel pada abad ke-18 karena objek ini tampak seperti planet ketika dilihat melalui teleskop kecil. Padahal, objek ini tidak ada hubungannya dengan planet, melainkan merupakan fase akhir kehidupan bintang.

Makna Filosofis: Siklus Kehidupan Kosmik
Butterfly Nebula bukan sekadar keindahan visual di langit malam. Ia adalah pengingat bahwa segala sesuatu di alam semesta ini memiliki siklus: lahir, berkembang, dan akhirnya “berbagi” materi serta energi bagi generasi berikutnya. Sama seperti kehidupan manusia, bintang pun tidak hilang, melainkan bertransformasi menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar.
Penutup
Sebagai pecinta astronomi, memahami objek seperti Butterfly Nebula memberikan kita gambaran mendalam tentang keindahan dan dinamika alam semesta. Ia adalah simbol bahwa kematian di kosmos bukanlah akhir, melainkan awal dari penciptaan baru. Bagi pengamat langit, nebula seperti NGC 6302 merupakan bukti bahwa sains dan seni sering kali berjalan beriringan.
Referensi
- NASA / ESA Hubble Space Telescope Archives
- Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics
- Astrophysical Journal, 2009
- ESA Space Science