Dalam mitologi, Scorpius (Kalajengking) dikirim oleh Dewi Hera untuk membunuh Sang Pemburu Orion (Orion di Indonesia disebut Lintang Waluku). Dalam versi lain, bahwa yang mengirim Scorpius adalah Dewi Artemis (Romawi: Diana). Hera adalah versi Yunani, sementara versi Romawi Hera adalah Juno. Zeus (mitologi Yunani) dalam versi Romawi adalah Jupiter.
Zodiak
Saat ini Scorpius dikenal sebagai salah satu dari 88 rasi bintang, sekaligus salah satu dari 12 simbol Zodiak, zodiac ke 8. Pada era Julius Caesar (100 – 44 SM), daerah langit ini dibagi 2 bagian yaitu Scorpius dan Libra (Timbangan). Daerah Libra sesungguhnya adalah bagian dari capit kalajengking. Jadi batas Scorpius di langit perbintangan saat ini hanya sampai bagian kepala kalajengking. Berupa 3 bintang terang dimana 2 diantaranya sebagai mata kalajengking.
Mengenai batasan tanggal yang biasa dikenal adalah antara 22 Oktober s.d 21 November. Jadi yang lahir antara tanggal tersebut dikatakan berbintang Scorpius. Patokan ini berlaku sekitar 2000 tahun lalu. Memang 2000 tahun lalu antara tanggal tersebut Matahari sedang melintasi Scorpius. Namun, saat ini (epoch 2000) daerah Scorpius dilalui Matahari hanya antara 23 s.d 29 November (6 hari). Artinya, hanya yang lahir antara tanggal tersebutlah yang disebut berbintang Scorpius. Adapun yang mencanangkan bahwa rentang tanggal yang lama berlaku untuk sepanjang masa adalah Ptolemy (Claudius Ptolemaeus, 130 – 175 M) yang melahirkan astrologi modern. Tidak lagi perduli dengan koreksi akibat adanya gerak presesi Bumi, dimana koreksi ini yang senantiasa dilakukan oleh para pendahulunya.
Kembali di langit perbintangan, bahwa saat terbaik untuk melihat Scorpius dimulai awal bulan Juni. Pada jam 19:00 WIB, Scorpius sudah terlihat di atas ufuk Timur. Midnight Culmination tanggal 3 Juni dan Solar Conjunction tanggal 4 Desember. Rasi bintang ini pada akhir bulan November jam 18:00 WIB sudah terbenam. Jadi sepanjang malam tidak dapat dilihat sampai nanti tampak lagi di awal malam pada bulan Juni.
Untuk melihat rasi bintang ini relatif mudah karena ke 15 bintang terangnya benar-benar memiliki konfigurasi mirip kalajengking. Di Indonesia lazim disebut Lintang Klopo Doyong (Pohon Kelapa yang miring), Lintang Banyak Angrem, Kala Sungsang, juga Sangkal Putung. Cara melihat yang terbaik adalah dengan mata bugil, tanpa alat bantu seperti binokuler (kekeran) ataupun teleskop. Hal ini karena Scorpius mencakup wilayah langit yang relatif luas (496,78 square degrees atau sekitar 1,204% luas bola langit, urutan ke 33. Yang paling luas Hydra – 3.158%).
Pada rasi ini ada sekitar 15 bintang yang cemerlang, diantaranya:
Jumlah bintang yang tampak dengan mata bugil (m<5,5) sekitar 60 buah (catatan: bukan dari kota Jakarta tentu saja).
- Antares (Alpha Sco, urutan ke 15 dari urutan bintang terang di langit bia diamati dengan mata telanjang): Berwarna merah terletak di jantung Scorpius (Alpha Scorpii). Indeks alpha adalah tanda bintang paling terang di rasi bersangkutan bila dilihat oleh kita sebagai pengamat dengan mata bugil. Antares diartikan sebagai Anti Ares dimana Ares adalah nama dewa perang bangsa Yunani yang lalu diadaptasi oleh orang Romawi menjadi Mars – salah satu nama planet di Tata Surya. Keduanya sama-sama berwarna merah. Bintang Antares adalah bintang maha raksasa merah dengan jejari sekitar 320 kali jejari Matahari. Jaraknya sekitar 150 parsec (1 pc = 3,262 tahun cahaya = 3.086 x 1013 km). Dalam hal kecerlangannya di langit malam, menempati urutan ke 16. Bintang paling cemerlang di langit malam adalah Sirius. Luminositas Antares atau energi yang dipancarkan setiap detiknya sekitar 2000 kali luminositas Matahari. Warnanya merah karena temperatur permukaannya tergolong rendah sekitar 3500 K.
- Lamda Sco (Shaula/Alascha,ke 25), theta Sco (Sargas, ke 39), epsilon Sco (Wei, ke 72), delta Sco (Dscubba, ke 76), kappa Sco (Girtab, ke 81), beta Sco (Acrab, ke 93). Pada katalog lain bahwa Acrab (Jabhat Al Akrab, bintang ganda, diberi indeks omega1,2)
- Graffias (Beta Scorpii – beta Sco) yang merupakan bintang ganda. Dalam katalog lain indeksnya adalah zeta – zeta Sco)
Obyek yang menarik:
- M4 (NGC-6121, m= 5,9; gugus bola)
- M6 (NGC-6405, m= 5,5; gugus terbuka, Butterfly Cluster)
- M7 (NGC-6475, m= 3,3; gugus terbuka, Ptolemy’s Cluster) dekat ekor Scorpius yang merupakan kelompok bintang atau gugus terbuka (open/galactic cluster) yang cukup jelas bila dilihat dengan binokuler. Hodierna pada tahun 1654 mengamati ada sekitar 30 bintang anggotanya. Kini diketahui lebih dari 80 bintang dengan kecerlangan m<10. Usia cluster ini diperkirakan sekitar 220 juta tahun.
- M80 (NGC-6093, m=7,2, gugus bola), di tengah-tengah antara kepala Scorpius bagian tengah dan bintang Antares, yang merupakan gugus bola (kelompok bintang bergerombol mirip bola atau globular cluster). Pernah ditemukan nova pada tahun 1860.
- Adapun daerah dari Antares sampai ke ekor Scorpius terletak di daerah Bima Sakti (galaksi tempat kita tinggal). Daerah ini layaknya awan putih tipis membentang di langit mirip selendang yang mengelilingi kita. Pada dasarnya adalah lautan ratusan milyar bintang. Sangat jelas hanya bila langit malam cerah tiada awan, terlebih bila tidak ada Bulan dan jauh dari polusi udara dan polusi cahaya akibat terang benderangnya lampu-lampu kota.
Fakta Terkait:
- Titik Pusat (AR,D): (16h49m; -270)
- Pada lokasi ~50 timur laut bintang nu Sco terdapat sumber pemancar sinar-X yang sangt kuat (Sco X-1 atau 3U 1617-15) yang merupakan bintang-ganda-dekat. Ditemukan pada tahun 1962, dengan periode pendaran kurang dari 1 hari. Salah satu komponennya adalah bintang neutron.
- 18 Sco (m=5,49, M=4,75, d=46 tc) merupakan bintang yang relative dekat dan mirip Matahari baik besar massa, luminositas, temperatur, warna, gravitasi permukaan, kecepatan rotasi, aktifitas permukaan, kelimpahan besi, dan yang menarik bahwa bintang ini sama-sama sendirian tidak berpasangan – seperti Matahari. Belum ada laporan bahwa di sana ada system ke-planet-an.
- M4. Gugus bola ini ditemukan pertama oleh Philippe de Cheseaux (1718-1751) pada tahun 1746. Pada tahun 1987, ditemukan pulsar milidetik pertama (PSR 1821-24) dengan periode 3,0 milidetik. Pada tahun 2003 sebuah planet ditemukan dan sangat menarik karena perhitungan usia menunjukkan bahwa planet ini telah berusia lebih dari 12 milyard tahun (setara dengan usia jagad raya). Lebih mencengangkan karena ditemukan di sebuah sistem bintang ganda dan makin membuat penasaran karena salah satu komponennya adalah juga pulsar milidetik PSR B1620-26 dengan pasangannya adalah bintang katai putih. Besar massa planet ditaksir antara 1,2 hingga 6,7 massa Jupiter. Uniknya lagi, merupakan planet pertama yang ditemukan di sebuah gugus bola.
Hujan Meteor:
- Alpha Scorpiids (3 Mei)
- Chi Scorpiids (5 Juni)
Bintang Dekat:
- LFT 1358 (urutan ke 33 dari daftar bintang dekat Matahari, jarak 15,3 tc)
- HD 156384 A-B-C (ke 88, bintang bertiga, jarak 23,3 tc)
- LFT 1266-1267 (ke 102, bintang ganda, jarak 24,9 tc)
Daftar Pustaka
Cornelius, G., 1997, The Starlore Handbook : An Essential Guide to the Night Sky, Chronicle Books.
Cornelius, G., 2005, The Complete Guide to the Constellations, Duncan, London.
Darling, D.J., 2004, The Universal Book of Astronomy, John Wiley & Sons, Inc., New Jersey.
Hartmann, W.K., 1985, Astronomy : The Cosmic Journey, Wadsworth Pub. Co., Belmont.
Pedersen, O. 1993, Early Physics and Astronomy : A Historical Introduction, Cambridge University Press, Cambridge.
Walker, C. (ed.), 1996, Astronomy : Before the Telescope, British Museum Press, London.
(Termasuk daftar pustaka yang ditulis di artikel zodiak sebelumnya)
Salam WS
Tulisan ini sekedar hadiah kecil tuk seorang sahabat yang baru saja mensyukuri hari lahirnya. Juga melepas kerinduan tuk kembali menulis, mengingat komitmen kepada sang sahabat yang telah sama sama belajar di gelapnya Jagad Rana Adi Ganesha dengan hanya berteman dian asa tuk belajar menyaripati ranah Jagatkamuksan sebagai karya cipta-Nya. Selamat ulang tahun tuk Ibu Premana W. Premadi.
Jakarta, 14 Juli 2011.