Siapa yang tidak kenal dengan planet pertama di tata surya kita ya dia adalah planet merkurius, planet kecil yang mempunyai suhu ekstrem. Pada waktu tertentu di suatu senja yang cerah saat kita melihat ke arah Barat atau di sebelah Timur menjelang terbitnya Matahari, terkadang kita melihat ada titik cahaya yang cukup terang. Penampakannya sangat berbeda dengan bintang-bintang. Tidak berkelap-kelip seperti bintang, benda langit planet cahayanya terlihat lebih stabil. Jika diamati hari demi hari pada jam dan lokasi yang sama, terlihat posisi planet tersebut berpindah-pindah dengan ketinggian dari ufuk yang berubah-ubah. Pergerakannya di langit sangat cepat dibandingkan dengan planet-planet lain, seolah berkejar-kejaran dengan Matahari di langit. Tidak mengherankan jika dalam mitologi Romawi planet ini dikenal sebagai dewa perdagangan, dewa keuntungan, dewa penjelajah, bahkan ada yang menyebutnya sebagai dewa pencuri.
Sejak dikeluarkannya Pluto dari jajaran kelompok planet, Merkurius menjadi planet yang terkecil saat ini. Jika diandaikan Bumi seukuran bola basket, maka Merkurius seukuran bola golf. Jarak terdekatnya dengan Matahari (perihelion) sekitar 47 juta km, sedangkan jarak terjauhnya (aphelion) mencapai 70 juta km. Selisih perbedaan yang cukup besar ini membuat nilai eksentrisitas orbit Merkurius cukup besar dibandingkan dengan planet lain di Tata Surya. Jika kita berdiri di permukaan Merkurius pada saat siang hari dan saat Merkurius berada pada jarak terdekatnya dengan Matahari (perihelion), maka kita akan melihat ukuran Matahari 3 kali lebih besar dari yang terlihat di Bumi. Temperatur pada saat siang mencapai 480 oC, sedangkan pada malam hari temperatur turun menjadi -180 oC. Perubahan temperatur yang drastis ini disebabkan tipisnya selubung atmosfer Merkurius sehingga tidak mampu untuk mempertahankan temperatur di permukaannya. Panas yang diterima saat siang hari dengan mudah lepas keluar atmosfer saat malam hari.
Tabel 1. Data Fisis Merkurius | |
Jarak rata-rata ke Matahari | 57,9 x 106 km |
Kecepatan orbit rata-rata | 47,36 km/detik |
Eksentrisitas orbit | 0,2056 |
Kemiringan sumbu inklinasi | 0,034o |
Jari-jari ekuator | 2.439,7 km |
Keliling di ekuator | 15.329,1 km |
Jari-jari kutub | 2.439,7 km |
Volume | 6,083 x 1010 km3 |
Massa | 0,3301 x 1024 kg |
Kerapatan | 5.427 kg/m3 |
Luas permukaan | 7,4797 x 107 km2 |
Percepatan gravitasi | 3,7 m/s2 |
Kecepatan lepas dari pengaruh gravitasi | 15.300 km/jam |
Periode rotasi sideris | 58,646 hari di Bumi |
Temperatur permukaan | -173/427 °C |
Sumber: NASA |
Jarak Merkurius ke Matahari yang cukup dekat, membuat sulit untuk mengamatinya secara langsung dari Bumi kecuali pada saat fajar atau senja hari. Dalam 1 abad terakhir, setidaknya sudah 13 kali pengamat di muka Bumi dapat menyaksikan Merkurius melewati piringan Matahari. Peristiwa inilah yang dikenal sebagai transit. Dua transit pertama Merkurius di abad-21 terjadi pada tanggal 7 Mei 2003 dan 8 November 2006. Berikutnya terjadi pada tanggal 9 Mei 2016 dan 11 November 2019.

Merkurius mengelilingi Matahari setiap 88 hari, dan satu hari di Merkurius (satu siklus siang-malam) sama dengan 175,97 hari di Bumi.
Permukaan Merkurius menyerupai satelit alami Bumi, Bulan. Memiliki banyak kawah/cerukan akibat hantaman batu meteoroid dan komet. Sebagai contohnya adalah Basin Caloris (cerukan Caloris) yang teramati pertama kali oleh wahana Mariner 10 pada tahun 1974. Pada saat itu, citra yang didapat oleh Mariner 10 tidaklah cukup signifikan untuk mempelajari detail dari cerukan tersebut. Dikarenakan posisi cerukan Caloris berada di batas antara daerah siang dan malam saat Mariner 10 melintas tepat di atasnya. Barulah pada tanggal 14 Januari 2008 wahana Messenger berhasil mengabadikan cerukan Caloris secara keseluruhan. Cerukan Caloris ini merupakan cerukan terbesar yang ada di Tata Surya.

Merkurius juga merupakan planet terpadat kedua setelah Bumi. Dengan unsur inti logam/metal yang memiliki radius sekitar 2.000 kilometer, atau sekitar 80% dari radius total planet Merkurius. Pada tahun 2007 para peniliti menggunakan radar untuk mempelajari inti dari Merkurius. Diketahui bahwa sebagian dari intinya dalam bentuk logam cair. Sedangkan untuk kulit terluar dari Merkurius (disebut lapisan mantel atau lapisan kerak), memiliki ketebalan sekitar 400 kilometer.
Fakta Merkurius
- Musim Hari Panjang, Musim Tahun Pendek
Satu hari di Merkurius (satu hari sideris – berdasarkan patokan bintang) sekitar 59 hari waktu Bumi. Satu hari siklus siang-malam sekitar 175.97 hari waktu Bumi. Sedangkan 1 tahun di Merkurius sama dengan 88 hari waktu Bumi.
- Tidak dapat Bernafas
Atmosfer Merkurius yang sangat tipis dan sebagian besar tersusun atas Oksigen (O2), Sodium (Na), Hidrogen (H2), Helium (He), dan Potasium (K). Atom-atom yang tercerai berai akibat radiasi dan angina matahari serta dampak dari micrometeoroid menciptakan eksosfer di Merkurius.
- Tidak Memiliki Satelit Alam
Selain Merkurius planet Venus pun juga tidak memiliki satelit alam.
- Tempat yang Sulit untuk Hidup
Belum ada ditemukannya bukti kehidupan di Mekurius. Perbedaan temperatur yang ekstrim sangat tidak memungkinkan kehidupan yang seperti kita ketahui bias bertahan di planet ini.
- Matahari Terlihat Lebih Besar
Berdiri di permukaan Merkurius saat berada pada titik terdekatnya dengan Matahari, Matahari akan terlihat tiga kali lebih besar daripada di Bumi.