Teknisi bersiap untuk memasang antena berdiameter 3 meter milik Europa Clipper pada pesawat luar angkasa tersebut pada 17 Juni di Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida. Kredit: NASA/Kim Shiflett

NASA baru-baru ini mengumumkan bahwa misi Europa Clipper akan segera diluncurkan, setelah berhasil mengatasi ancaman pada sirkuit pesawat luar angkasa ini. Misi ini bertujuan untuk menjelajahi bulan Europa milik Jupiter, di mana diduga terdapat lautan yang tersembunyi di bawah permukaan esnya. Peluncuran ini menandai puncak dari impian para ilmuwan selama puluhan tahun untuk mengungkap rahasia yang tersembunyi di bawah lapisan es tersebut.

Tujuan Ilmiah Misi

Menurut sumber dari Nature, NASA telah mengonfirmasi bahwa misi Europa Clipper akan diluncurkan sesuai jadwal setelah sempat menghadapi kekhawatiran akan penundaan besar akibat transistor yang mungkin bermasalah pada pesawat luar angkasa senilai $5 miliar ini. Laurie Leshin, direktur Laboratorium Propulsi Jet NASA di Pasadena, California, menyatakan bahwa tim dan pesawat luar angkasa siap untuk operasi peluncuran dan misi sains penuh di Europa.

Europa Clipper, dengan massa kering lebih dari 3,2 ton dan tinggi sekitar 5 meter, adalah pesawat luar angkasa terbesar yang pernah dibangun NASA untuk misi planet. Setelah melewati ‘titik keputusan kunci E’ — tahapan tinjauan akhir sebelum peluncuran — jendela peluncuran pesawat ini dibuka pada 10 Oktober. Jika berhasil diluncurkan bulan depan, orbiter ini akan tiba di Jupiter pada April 2030.

Bulan Europa milik Jupiter memiliki permukaan yang tertutup es dan sedikit kawah. Kredit: NASA/JPL-Caltech/SETI Institute

Dengan sembilan instrumen canggih, Europa Clipper akan menyelidiki kerak es Europa serta lautan yang diduga ada di bawahnya. Misi ini bertujuan untuk menentukan apakah bulan tersebut dapat mendukung kehidupan. Misi sebelumnya menunjukkan bahwa permukaan es Europa menutupi lautan asin yang diperkirakan mengandung lebih dari dua kali volume air lautan di Bumi. Permukaan bulan yang retak dan tampak muda juga menunjukkan adanya geologi aktif, yang bisa berarti interior Europa cukup hangat dan dinamis untuk mendukung kimia kompleks yang diperlukan bagi kehidupan.

Kendala Sebelumnya dan Solusi

Sebelum menghadapi masalah transistor, Europa Clipper sudah mengalami beberapa kemunduran. Pada 2019, NASA membuat marah para ilmuwan dengan menghapus magnetometer canggih dari pesawat luar angkasa ini dengan alasan anggaran. Misi ini juga mengalami ketidakpastian selama beberapa tahun mengenai jalur peluncurannya, karena Kongres AS mengharuskan peluncuran dilakukan dengan roket Space Launch System yang tertunda. Akhirnya, pada 2020, parlemen AS mengizinkan program ini menggunakan roket Falcon Heavy dari SpaceX.

Masalah Transistor dan Pengujian Intensif

Pada Mei, insinyur NASA menemukan bahwa beberapa transistor yang mirip dengan yang dipasang pada Europa Clipper tidak berfungsi ketika terkena tingkat radiasi yang lebih rendah dari yang diharapkan. Ini memicu serangkaian pengujian intensif selama empat bulan di berbagai fasilitas, termasuk JPL dan NASA Goddard Space Flight Center. Hasilnya menunjukkan bahwa sirkuit pesawat luar angkasa akan berfungsi sesuai yang diharapkan, bahkan ketika menghadapi lingkungan radiasi kuat Jupiter.

Selama paruh pertama misi empat tahun mengorbit Jupiter, Europa Clipper hanya akan berada di area radiasi terburuk satu dari setiap 21 hari. Sisa waktu, transistor orbiter dapat pulih sebagian dari kerusakan radiasi melalui proses yang disebut annealing. Jordan Evans, manajer proyek Europa Clipper, menyatakan bahwa ia yakin misi ini dapat diselesaikan sesuai rencana.

Melalui misi ini, NASA berharap dapat mengungkap misteri yang telah lama tersembunyi di bawah permukaan bulan Europa, membuka kemungkinan baru dalam pencarian kehidupan di luar Bumi.

Sumber : Nature.com

Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *