Agak sulit menera, kapan Taurus (Yunani: Tauros) dibakukan sebagai rasi bintang, termasuk gambarannya: banteng (Bull) atau sapi (Cow atau Heifer). Sejak era Claudius Ptolemeaus, Taurus dijadikan simbol zodiak ke 2 khususnya dalam ranah astrologi bahkan hingga kini. Sekitar 5000 tahun lalu (era Mesopotamia: Sumeria, Assyria, Babylonia), Sang Banteng telah dijadikan tanda Vernal Equinox, posisi Matahari sebagai tanda hari pertama musim panas (tepatnya pada area Taurus yang mana belum jelas). Pada akhir abad SM, “March equinox” di batas Aries – Pisces, artinya kita berada pada penutup era Pisces menuju era Aquarius (pen.: ingat presesi Bumi).
Unik juga bahwa yang sering terkait sebagai penanda justru Pleiades (sebagai rasi bintang). Abad 8 SM, dalam karya Homer yang terkenal (Iliad XVIII) ada tokoh Hiphaistos yang membuat tameng untuk Achilles (kisah Troya) bertatahkan tulisan:
“the Pleiades and the Hyades and the strength of Orion, …”.
“When Pleiades, daughter of Atlas are rising
begin the harvest, the plowing when they set.”
Terkait terbitnya pada pagi hari di bulan Mei. Terbit sesaat sebelum Matahari terbit. Atau disebut “morning rising” (posisi konjungsi mirip Venus sebagai bintang pagi), “harvest the wheat – saatnya panen gandum”. Atau pada saat lain – terbenam di barat sesaat sebelum Matahari terbit sebagai akhir musim gugur “plow the land and sow the grain – saatnya membajak dan menabur benih”. Diistilahkan sebagai “morning setting”, “winter wheat”.
Dalam sistem kalender ini, penanda awal kalender Hesiod adalah “in the fall, morning setting of Pleiades”. Lebih lengkapnya:
“When Pleiades and Hyades and strong Orion set,
Remember it is seasonable for sowing,
And so the completed year passes beneath the earth”
Jelas Pleiades sebagai rujukan, bukan Taurus.
Bersamaan di Babylonia (abad 7 SM), pada text MUL.APIN (Plow Star) untuk kalender bintangnya (parapegma):
“On the 1st of Ajjaru, the stars become visible
(pen.: Ini terkait morning rising, dan the stars di sini adalah Pleiades atau MUL.MUL. Untuk Ajjaru, dalam teks lain juga disebut Addaru)
On the 20th of Ajjarru, the Jaw of the Bull becomes visible”
(pen.: The Bull of Heaven = GU.AN.NA = Taurus, penandanya adalah “the Jaw” – kemungkinan Gamma Tauri. Untuk daerah utara, yang terbit lebih dulu adalah Pleiades diikuti Gamma Tauri. Dari penampakan di langit – maklum kalau Pleiades sering jadi penanda. Juga dari teks, ada selang waktu 20 hari antara terbit Pleiades dengan Gamma Tauri). Juga dalam text tersebut dipertegas:
“The Stars rise and the Scorpion sets,
The Scorpion rises and the Stars set,
The Bull of Heaven rises and SU.PA sets”
(pen.: makin jelas dibedakannya Pleiades dan Taurus; SU.PA = zodiak ke 9 Sagittarius).
Motif banteng bentuk setengah badan (badan hingga kepala) telah ditemukan di Babylonia sekitar tahun 2000 SM. Namun apa ini terkait pasti dengan Taurus sampai kini belum dapat dibuktikan. Asumsi saja bahwa ini gambaran Taurus sang banteng walau dalam mitologi tergambar banteng atau sapi dan ini ada dan diterima di aneka budaya manca negara. Yang jelas, hingga kini ujud Taurus tetap setengah badan termasuk konstelasi modern. Adapun bola langit (celestial globe) yang tertua dijumpai pada era Babylonia beberapa abad SM. Terbuat dari batu, disangga dewa Atlas yang salah satunya adalah sang banteng.
Relatif mudah melihat daerah rasi bintang ini karena salah satunya dengan adanya kelompok bintang Pleiades, serta segitiga wajahnya dengan Hyades-nya. Dalam budaya sejak dulu, baik di Yunani (dan sekitarnya), Mesir, Jepang, Aztec (dan sekitarnya), India, China, bahkan di Indonesia, Pleiades menduduki tempat istimewa.
Salah satu interpretasi tentang kisah Zeus dan Eropa.
Credit: Kagaya
Mitologi
Di Persia, tokoh Mithra (Romawi: menjadi Mithras = Perseus) muncul sebagai Dewa Matahari “Ruler of the Cosmos” atau bagi Romawi “Unconquered Sun”. Dewa ini berhasil membunuh dan mengorbankan seekor banteng (Taurus) dan dari aliran darahnya terlahir aneka binatang dan tumbuhan (pen.: mitos penciptaan, namun penulis belum dapat data sahih tentang apa saja binatang dan tanaman yang dimaksud di sini).
Dalam penggambaran Mithra di langit, mengacungkan pedangnya di atas punggung banteng dan memerankan sebagai penanda saat-saat Taurus terbenam di ufuk barat (pen.: ingat mereka ada di belahan utara), juga saat terakhir kalinya sebelum spring equinox bergeser dari Taurus ke Aries “start new age, so powerful – he can swift the cosmos on its axis”. (pen.: Dimaklumi bila ini terjadi pada 2 millennium sebelum masehi. Awal masehi berpindah ke Pisces dan kini menuju era Aquarius. Tentang ini pun agak kabur, karena kalau ditilik budaya Persia Zoroaster, yang terkenal dengan tokoh dewa Ahura Mazda – mereka muncul bersamaan dengan Babylonia–Akhir sekitar abad 7 SM).
Pada mitologi Yunani, ada 2 kisah menyangkut Taurus. Nasib yang menimpa Europa dan Io (pen.: 2 nama ini dijadikan nama satelit Jupiter: Callisto dikutuk Hera jadi Beruang, Ganymede adalah Pangeran Troya yang diculik Zeus. Ganymede kadang terkait simbolisasi Aquarius – lihat artikel Aquarius). Tentang Europa terdapat pada karya puisi Moschus dari Alexandria, abad 3. Sementara Io sebagai standard adalah karya puisi Yunani Aeschylus dan Romawi Ovid, dengan banyak kemiripan walau karya ini berbeda generasi (450 tahun). Hal ini juga terkait Prometheus yang kisahnya juga sangat populer, tentang pemberian api ke manusia lalu Prometheus ditawan di puncak Caucasus oleh Zeus lalu juga bertemu dengan seekor heifer yang tidak lain adalah Io.
Menurut kisah, Zeus saat memandang Bumi mendapati Europa (putri dari raja Sidon) yang cantik dan ingin agar Europa jadi pendampingnya. Zeus menyamar menjadi banteng putih yang bersinar dan dengan alis berwarna keperakan serta tanduk layaknya Bulan sabit muda sedemikian Europa tidak ketakutan. Bahkan Europa berani untuk naik ke punggung banteng tersebut. Yang terjadi kemudian, Zeus membawanya ke pantai dan melayang menyeberangi lautan luas disambut para Nereid (anak-anak Nereus – Manusia Bijak dari Lautan, dan Doris, Sang Putri Lautan), peri lautan yang menunggangi lumba-lumba. Bahkan Poseidon ikut diiringi tiupan trompet Triton, putranya. Akhirnya, Europa dibawa ke Crete.
Tentang Io. Bila Europa dapat dikatakan berlangsung baik, tidak demikian nasib Io. Agar tidak diketahui kedekatannya dengan Io, Zeus mengubah Io menjadi sapi betina (heifer). Namun, Hera istri Zeus mengetahui gelagat. Hera meminta sang heifer kepada Zeus sebagai hadiah. Dengan segala keterpaksaan akhirnya titisan Io tersebut diserahkan ke Hera lalu oleh Hera diberikan ke penjaga Argus – Panoptes yang memiliki 100 buah mata. Zeus minta Hermes untuk menculik Io dari sang penjaga. Berbekal musik dan bincang-bincang, akhirnya satu per satu mata tersebut tertidur. Akhirnya berhasil, maka tamatlah Panoptes. Sementara itu, Hera mengambil salah satu mata tersebut dan diletakkan di ekor burung merak (kisah adanya ornament mirip mata di ekor merak). Malang tak dapat diduga, justru Io mendapat siksa akibat sengatan (binatang) kiriman Hera. Kemudian Io bertemu dengan Prometheus lalu mencoba lari lewat lautan (nama laut ini lalu dinamakan Ionian dan Bhosporus – Ford of the Cow). Setiba di sungai Nil bertemulah dengan Zeus yang mengembalikan ujud aslinya. Zeus dan Io melahirkan Epaphus, leluhur Perseus, Andromeda, dan Hercules.
Zodiak
Baru selepas era tahun 500 SM, zodiak menjadi 12. Taurus dan Pleiades dijadikan 1 sebagai bulan ke 2. Akhirnya ±450 SM, jadilah pembagian setiap rasi zodiak sebesar 30 derajat, dan berdasar lintasan Bulan, planet, dan Matahari. Zodiak ini yang dipakai hingga era Ptolemeaus abad 2 M, juga hingga kini yang justru tidak pernah dikoreksi lagi tentang rentang tanggalnya.
Yang kini dikenal, Taurus adalah satu dari 12 simbol zodiak klasik (ke 2). Batas tanggalnya antara 22 April hingga 21 Mei (epoch awal masehi, tradisional 30 hari). Jadi kita yang lahir antara tanggal tersebut dikatakan berbintang Taurus. Sementara berdasar epoch 2000, Matahari melewati rasi ini berkisar antara 13 Mei hingga 22 Juni (40 hari).
Dalam pranata mangsa Jawa, untuk yang tradisional masuk mangsa ke 11 Dhesta (19 April – 11 Mei, 23 hari); sementara kini masuk mangsa ke 12 Saddha (13 Mei – 22 Juni). Harusnya yang lahir pada kurun waktu inilah yang berbintang Taurus atau penganut pranata mangsa adalah ke 12. Praktis yang lahir antara tanggal 13 hingga 21 Mei baik klasik maupun epoch 2000, tetap berzodiak Taurus (pranata mangsa 11 Dhesta).
Kalau mitologi Yunani/Romawi mengaitkan hal ini dengan kalender musim seperti yang telah dibahas di atas, maka demikian pula dengan pranata mangsa. Dalam bulan Jawa yang lebih kuno, termasuk bulan Apit/Hapit Kayu (12 Mei – 21 Juni) yang tergolong musim Mareng (Apit Kayu, Kasa, Karo – Mei, Juni, Juli). Uniknya, juga dalam hal pranata mangsa untuk zodiak Yunani/Romawi juga dikaitkan. Misal mangsa ke 11 terkait Lintang Kumba (Aquarius) dan ke 12 terkait Lintang Mina (Pisces, ada yang mengaitkan dengan Lintang Mimi-Mintuna Gemini). (pen.: penulis lebih menyimpulkan Gemini bukan Pisces, pergeseran 1 bulan dalam tanggal ke arah Juni sama dengan pergeseran Taurus ke Gemini – tradisional adalah 22 Mei hingga 21 Juni. Namun demikian, justru yang harusnya menjadi simbol zodiaknya kalau mau dikaitkan pada era kekinian adalah Taurus. Kekaburan ini sama halnya dengan penentuan zodiak tradisional dengan kekinian).
Dalam kasus di sini, sesuai posisi Matahari, dipilih mangsa 12. Adapun mangsa 12 Saddha, dalam sifat adalah Tirta San Saka Sasana (Air lenyap dari tempatnya). Mulai kemarau, mulai jarang hujan. Saat panen Jeruk Keprok, Nanas, Alpukat, dan buah asam (era Mesopotamia, panen gandum – nyatanya budaya peneraan ini sama – guna keperluan sehari-hari). Panen padi hampir usai, jerami mulai dibakar guna menyiapkan tanaman palawija. Untuk pesisir, mulai membuat bagan atau menjala walau anginnya masih barat-an namun sudah reda (sepoi-sepoi). Cumi-cumi mulai banyak. Bila di Yunani/Romawi dikenal dewa pelindung musim atau tanaman, maka saat Saddha ini dilindungi Batari Sri dan Batara Sadana (kakak adik, anak dari Prabu Srimahapunggung dari kerajaan Medangkamulan. Sebenarnya Batari Sri adalah titisan dari Batari Hyang Wimaka – istri dari Batara Wisnu).
Taurus dalam budaya Indonesia
Kemiripan (dan mungkin juga kekaburan, sebut demikian) dengan aneka budaya manca negara pun dijumpai. Misal Aquarius disebut Kumbam dalam Sanskrit India, Kumba di Bali, namun Pusuh di Jawa Tengah. Kadang identifikasi ini mengalami kesulitan. Di India/Bali, Cancer disebut Karkadam/Karkatha (kepiting). Di Jawa Tengah Lintang Wuluh/Puyuh atau Lintang Yuyu (kepiting); namun bila merujuk kamus standard Bausastra Jawa – Indonesia, p.329 bahwa Lintang Wuluh adalah Lintang Kartika Pleiades, (=Tijdschrift p.165) sama untuk masyarakat Tengger – Jawa Timur. Sementara itu, Puyuh adalah Gemak dan ada identifikasi yang sama, Puyuh Tarung (Gemak Tarung), atau di Aceh Puyuh Mölôt (Tijdschrift, p.166. Identifikasi adalah Scorpio). namun bila dirujuk semisal dalam karya besar Serat Centhini’s (VIII/p.39), Lintang Wuluh adalah Pleiades. Yang masalah adalah peng-identifikasian. Hampir tidak ada peta langit yang rinci. Selain itu juga sudah banyak nara sumber yang tidak dapat “melihat” langit seperti yang ditulisnya. Tinggalan yang cukup berharga semisal Lintang Waluku, walau identifikasinya Orion – tetap saja mencakup daerah yang berbeda.
Dalam kasus nama Taurus, ada beberapa versi yang muncul di Indonesia. Semisal dari pengaruh India (Sanskrit): EVADAM, VRISABA, atau RESABHA. Untuk budaya Cirebon M’RISA atau M’RESABA, dari Batak-Toba MARSOBA, DARI Madura TOR (kemungkinan setelah budaya Arab masuk), dari Minahasa LAMBAKEN, dari Jawa Tengah (Yogyakarta): WAKUL (tempat nasi dari anyaman bambu) atau MINDA (kambing jantan) atau SRAWANA. Sementara dari Jawa Tengah lainnya (Solo): MAHISA (Banteng; karakter musimnya basah terkait dengan Buda – Merkurius). Untuk Bali: WRESABHA (Kadang digambarkan sebagai Banteng, terkadang Sapi). Namun, ada juga yang menggambarkan sebagai Gajah (Yogyakarta) termasuk daerah Bali (Klungkung). Saat budaya Arab masuk, juga dikenal sebagai Lintang Tur/Ath-Thur/At Taur/Sur dengan sifat Bumi Gedhe. Kadang disebut bulan (atau Lintang) Pusa. (pen.: harus lebih banyak lagi studi lapangan dalam kasus seperti ini, banyak text masih bahasa asli atau dari luar – Jerman dan Belanda).
Lintang Kartika (The Seven Sister Pleiades).
Credit: (Koleksi pribadi) Difoto kembali oleh M. Rayhan dan olah gambar oleh WS
Di antara beberapa pemetaan langit, ada 1 contoh di istana Mangkunegaran – Surakarta – Jawa Tengah. Terdapat gambar zodiak di langit-langit atap Pendapa Ageng, disebut Kumudawati (Kemudowati – Lotus Putih) yang dibuat Atmasupama Tahun 1937 berdasar pancawara (siklus 5 hari pada kalender Jawa dan saptawara siklus 7 hari seperti yang kini kita pakai). Salah satu dari nama dari Saptawara adalah Mahisa (Taurus, musim basah/hujan berdasar pada Buda Merkurius). Credit: (koleksi pribadi) Difoto/diolah oleh Mahesa, Doni, Rizal, WS.
Mitologi Pleiades
Tujuh putri ini adalah anak-anak dari Dewa Atlas dan Dewi Pleione yang bernama Electra, Maia, Taygete, Alcyone, Merope, Celaeno, Sterope – semua dijadikan nama bintang di Pleiades termasuk Atlas (27 Tau) dan Pleione (28 Tau). Pleiades adalah teman bermain Dewi Artemis (Dewi Bulan Yunani = Bulan Sabit, bila Bulan Purnama = Dewi Selene. Untuk Romawi dikenal sebagai Diana). Ketika Pleiades dikejar Sang Pemburu Orion, maka para dewa menolongnya dengan mengubahnya menjadi burung merpati lalu diletakkan di langit. Versi aslinya, Zeus merasa kasihan, lalu mengubahnya menjadi bintang-bintang dan diletakkan di langit. Saat mereka di Bumi, Maia adalah ibu dari Hermes (Merkurius) dan Electra adalah ibu dari Dardanus (dinasti Troya).
Bintang terang di Taurus
– Alpha Tauri (Aldebaran)
Warna merah pucat dengan temperatur permukaan 4000 K, m = 0,87, M= -0,64, L = 350x L-Matahari, kelas spektrum K5III dengan radius 40x R-Matahari (diameter sudut sekitar 0,021 detik busur), jarak 65 tc. Aldebaran dari data pergeseran merah, menjauhi kita dengan kecepatan sekitar 48 km/s. Bintang ini tergolong bintang variabel (low level irregular), dengan variasi magnitudo sekitar 0,2.
– Beta Tauri (Alnath)
Bintang ini dulu sempat digolongkan dalam 2 konstelasi, Beta Tauri dan Gamma Aurigae (Kasus yang mirip antara Alpha Andromedae dan Delta Pegasi, yaitu Alpheratz). Bintang ini sering disebut Mercury-manganese Star karena kandungan unsur manganese-nya 25 kali yang ada di Matahari. Namun, kandungan calcium dan magnesium-nya hanya 1/8 kali Matahari. Lagi-lagi, kebetulan contoh bintang seperti ini adalah Alpheratz (yang tergolong bintang ganda spektroskopik ber-periode 96,7 hari). Alnath termasuk bintang ganda.
– Eta Tauri (Alcyone)
Bintang paling terang di Pleiades, dan hanya bintang ini yang dikatalogkan oleh Bayer. Merupakan bintang Be (evolusinya: bintang raksasa, B emisi). Rotasinya yang cepat (200 km/s, 100x Matahari) menyebabkan terbentuknya semacam piringan gas di atas ekuatornya, membentuk cakram. Bintang ini termasuk bintang ganda. Kelas spectrum B7III, m= 2,85, M= -2,41, L= 1.400x L-Matahari, jaraknya 368 tc.
Pleiades
Courtesy: Bill & Sally Fletcher, Malibu, USA
Obyek yang menarik:
– M1 Crab Nebula. Diketahui merupakan sisa supernova paling terang hingga saat ini yang dapat dilihat dengan mata telanjang (lihat bahasan fakta terkait di bawah).
– M45 Pleiades atau the Seven Sisters. Open atau galactic cluster yang paling terang penampakannya di langit. Uniknya tidak dimasukkan pada data katalog NGC. Dulu merupakan rasi bintang tersendiri (era Aratos ataupun Eudoxus).
Hujan meteor yang terkait:
– Daytime Beta Taurid (29 Juni).
– S. Taurids (3 November)
– N. Taurids (13 November)
Fakta Terkait:
– Pada rasi bintang Taurus inilah Piazzi menemukan (asteroid pertama) Ceres yang kini statusnya menjadi Planet Kerdil bersama Pluto.
– Terdapat 98 bintang yang lebih terang dari m= 5,5.
– Midnight Culmination date: 30 November
– Solar Conjunction date : 2 Juni
Daftar Pustaka
Salam WR